Tuesday, November 30, 2010

SEBAB...AYAH LELAKI......

Suatu hari, ada seorang anak perempuan yang bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbongkok-bongkok, disertai suara batuk-batuknya.


Anak perempuannya itu bertanya pada ayahnya : "Ayah, mengapa wajah ayah kian berkerut-kerut dan berkedut-kedut. Badan ayah yang kian hari kian membongkok ?" Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang berehat di beranda.


Ayahnya menjawab : "Sebab ayah lelaki." Itulah jawapan ayahnya. Anaknya itu tergamam : "Saya tidak mengerti." Dengan berkerut apabila mendengar jawapan dari ayahnya.


Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak perempuannya itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian ayahnya berkata : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang seorang lelaki." Demikian bisik ayahnya, yang membuatkan anak wanita itu bertambah kebingungan.


Kerana perasaan ingin tahu , kemudian anaknya itu menghampiri Ibunya lalu bertanya kepada Ibunya : "Ibu, mengapa wajah ayah semakin hari semakin berkerut dan berkedut? Dan badannya kian hari kian membongkok? Ayah tidak mengeluh pun dengan keadaannya yang membongkok itu.


Ibunya menjawab : "Anakku, jika seorang lelaki yang benar-benar bertanggungjawab terhadap keluarga memang akan jadi begitu ." Hanya itu jawapan si ibu.


Anak perempuannya itupun kemudian mula meningkat dewasa, tetapi dia tetap saja kehairanan, mengapa wajah ayahnya yang dulunya tampan menjadi berkerut-kerut dan badannya menjadi bongkok?


Hingga pada suatu malam, dia bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu kalimat sebagai jawapan rasa hairannya selama ini.


"Saat Kuciptakan lelaki, aku menjadikannya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tulang belakang dari bangunan keluarga, dia sentiasa akan berusaha untuk menahan setiap hujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan dilindungi."


"Kuciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menyara seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."


"Kuberikan kudrat kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari titis keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak kebuluran, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya."


"Kuberikan keperkasaan dan mental yang teguh yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan kerana tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasa demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."


"Kuberikan kesabaran dan ketekunan yang akan membuat dirinya sentiasa berusaha membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya."


"Kuberikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam keadaan dan situasi apa jua sekalipun, walaupun anak-anaknya selalu melukakan perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kekuatan apabila dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara."


"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesedaran terhadap anak-anaknya tentang perlunya menuntut ilmu untuk bekalan masa hadapan, walaupun seringkali ditentang bahkan diperlecehkan oleh anak-anaknya."


"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyedarkan, bahawa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia terhadap suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri yang sentiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar tetap berdiri teguh, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi antara satu sama lain."


"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahawa Laki-laki itu sentiasa berusaha sekuat daya pemikirannya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup di dalam keluarga sakinah dan badannya yang terbongkok-bongkok agar dapat membuktikan, bahawa sebagai Laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, sentiasa berusaha mencurahkan seluruh tenaga dan segenap perasaan, kekuatan, demi kelangsungan hidup keluarganya."


"Kuberikan kepada lelaki tanggungjawab ini penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang belakang, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh seorang lelaki, walaupun sebenarnya tanggungjawab ini adalah amanah di dunia dan akhirat."


Terbangun anak perempuannya itu, dan segera dia berlari, bersuci, berwudhu dan melakukan solat malam hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berzikir, ketika ayahnya berdiri anaknya itu mencium tangan ayahnya.


"Aku dapat mendengar dan merasakan bebananmu, wahai Ayahku."


***********************************************************


Sahabatku, masih ada perasaan bencikah di hatimu terhadap ayahmu, yang mungkin kelakuannya yang tidak sesuai dengan keinginan kita?


Sudahkah engkau membandingkan segala kekurangan beliau, dengan segala jasa beliau kepada kita sejak kita masih dalam kandungan ibu?


Kadang-kadang tanpa sedar, masih banyak di antara kita yang kurang bangga terhadap ayah kita, kerana pekerjaan beliau.


Kita merasa malu ketika banyak orang mengetahui orang tua kita hanya orang kampung, yang miskin. Ah… layakkah kita disebut anak yang soleh?


Peluklah ayahmu… dan katakan,"Aku mendengar dan merasakan bebananmu,

Ayah… Maafkan diri ini yang selalu menambahkan bebanan itu…”

No comments:

Post a Comment